Kolaka Utara, Global Terkini – Penjabat Bupati Kolaka Utara, Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP, MA, kunjungi setra produksi kakao di dua kecamatan, hari ini,Minggu 4 Nopember 2023. Kunjungan diawali pada kelompok tani pembibitan kakao di desa Lelehao kecamatan Watunohu, kemudian berlanjut ke kelompok tani pembibitan di desa Puurau, dan kelompok tani ‘Succes Together’ (sukses bersama) di desa Mataiwoi kecamatan Ngapa.
Turut serta dalam kunjungan Pj. Bupati Kolaka Utara, yakni wakil ketua DPRD Kolaka Utara, Agusdin, S.Kom, Asisten satu, Muchlis Bachtiar, Asisten II Sekretaris Daerah, H. Syamsuddin dan sejumlah kepala OPD lainnya. Hadir pula, camat NGapa, camat Tiwu, camat Watunohu dan ketua DPC Apdesi Kolaka Utara.
Kunjungan tersebut dalam rangka memberi dukungan dan spirit kepada para kelompok tani, sekaligus mendengarkan secara langsung keluh kesah dan beberapa kendala yang dihadapi oleh petani kakao khususnya. Salah satunya, penggunaan bibit klon 45 yang dinilai memiliki cost cukup tinggi. Selain itu, sejumlah petani kakao ini juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk kendati rencana defenitif kebutuhan kelompok (rdkk) sudah diajukan dalam usulan.
Pada kesempatan itu, Pj, Bupati Kolaka Utara, Sukanto Toding, mengungkapkan tentang pentingnya persiapan secara komprehensif untuk mengembangkan kakao di kabupaten Kolaka Utara. Persiapan harus dilakukan dari hulu ke hilir dengan melibatkan semua elemen. Terutama peran serta generasi muda untuk aktif terlibat dalam sektor pertanian. Ini menjadi dasar untuk mempertahankan kelangsungan produksi kakao kita. Ujarnya
Hal senada juga disampaikan oleh camat Ngapa, Abu Bakri, S.Sos “saya sudah melihat langsung bagaimana semangat para kelompok tani kita terus bekerja keras untuk meningkatkan produksi kakaonya. Saya sering ikut melibatkan diri dikebun saat mereka bekerja. Saat istirahat, kita diskusi dan tukar pikiran tentang berbagai hal masalah pertanian. Saya salut dan apresiasi upaya mereka, memang luar biasa.” Ungkap Abu Bakri.
Lanjut dia, dengan adanya kunjungan Pj. Bupati Kolaka Utarahari ini, merupakan momentum yang sangat tepat dan sudah lama dinanti-nantikan oleh para kelompok tani. Apalagi diketahui, disiplin ilmu beliau memang pertanian. Beliau sangat paham dan ahli disektor pertanian. Dengan kunjungan beliau, menjadi sebuah kebanggan masyarakat petani untuk bertatap muka, menyampaikan keinginannya. Ujarnya.
“saya juga ingin menyampaikan bahwa kecamatan Ngapa merupakan salah satu sentra produksi kakao diwilayah utara. Ini sudah diketahui sejak dari dulu sampai sekarang. Dalam pertemuan dengan Pj. Bupati, diungkapkan oleh kelompok tani desa Mataiwoi tentang hasil yang bisa diperoleh setiap bulannya. Yaitu, 1,3 ton setiap bulannya. Ini baru satu kelompok tani dengan estimasi luas lahan lebih kurang 30 hektar. Meski ini mungkin tidak berkelangsungan terus menerus, tapi setidaknya ada cara yang bisa kita lakukan agar produksi kakao kita terus meningkat. Desa Mataiwoi, kecamatan Ngapa, ada lokasi yang saya sebut segi tiga emas Agroforestri. Untuk pengembangan produksi kakao dilokasi ini sangat potensial. Kelompok tani sudah mengusulkan agar dilokasi tersebut dibangun ‘Saung’ atau gazebo, tempat para petani melakukan pertemuan dan diskusi banyak hal tentang pertanian. Bertukar pikiran ditempat terbuka, dekat dari lokasi perkebunan, tentu akan jauh lebih efektif.” Sambung Abu.
Dikatakan, Potensi produksi kakao di kecamatan Ngapa, tidak terbantahkan sebagai roda penggerak perekonomian masyarakat di wilayah ini. Kesejahteraan meningkat secara signifikan dari sektor perkebunan sejak beberapa tahun lalu sampai hari ini. Oleh karenanya, kami meminta kepada dinas Perkebunan agar memberi perhatian lebih serius kepada para petani kakao yang ada di kecamatan Ngapa. Pj Bupati juga sudah melihat bagaimana upaya kelompok tani di desa Mataiwoi mengembangkan kakao dengan menciptakan teknologi dengan dana yang sangat terbatas. Mereka menggunakan inovasi sederhana, seperti penyediaan insektisida dalam botol untuk mengusir hama yang dapat merusak tanaman kakao. Selain itu, kelompok ini telah merancang proses pembungkusan buah kakao dengan cermat, sehingga hasil panen yang diperoleh lebih maksimal. Dan satu hal yang sangat penting adalah masalah kelangkaan pupuk. Ini harus ditemukan solusinya agar tidak terjadi terus menerus. Pungkas Abu Bakri.
Asri Romansa